SDN Bandungsekaran Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik

Senin, 25 Agustus 2014

PROGRAM SEMESTER 1 2014-2015 KLS 6 SDN BANDUNG SEKARAN

Program semester 1 kls 6 2014-2015
DAFTAR PELAJARAN

Jumat, 22 Agustus 2014

Kurikulum 2013 Baik, Harus Disertai Layanan yang Baik

Jakarta, Kemdikbud – Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang baik. Namun dalam perjalanannya harus disertai dengan pelayanan yang baik kepada guru. Jika pelayanan kepada guru dapat dipenuhi, ini adalah langkah produktif.

Demikian disampaikan Ketua PGRI Bengkulu, Sudarwan Damin, di Jakarta, Rabu (20/8/2014) dalam acara Diskusi Kurikulum 2013 bersama beberapa LSM dibidang pendidikan dan kebudayaan.

Salah satu penulis buku termatik terpadu pada Kurikulum 2013 ini mengatakan, perlunya guru diberi waktu untuk melakukan penyesuaian diri mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Kurikulum 2013.

“Ibarat menyetir mobil, usai mengikuti pelatihan, seseorang mungkin menemui kendala, seperti menyenggol. Karena itu jika sampai saat ini masih ada sekolah yang terseok-seok dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013, itu adalah hal wajar, karena guru perlu beradaptasi dengan pola pikir yang baru menggunakan model pembelajaran Kurikulum 2013,” katanya.

Dikatakannya, masyarakat kita terkadang terlalu menuntut lebih. Bermimpi setelah pelatihan yang hanya berlangsung beberapa hari, kemudian langsung hebat dalam mengajar. Biarkan saja dulu mereka menerapkan Kurikulum 2013 di kelas. “Ketika dia memulai, akan sangat mungkin guru menemui masalah, mungkin keliru, atau yang lainnya. Makanya ada pendampingan dan klinik konsultasi guru,” tutur Sudarwan.

Ia menambahkan, ketika seseorang mengubah diri dari tataran satu ke tataran yang lain, diperlukan proses transisi. Menurutnya, kebijakan reformasi biasanya diikuti dengan penurunan prestasi. Namun, jika kebijakan itu benar, tentu akan mengalami peningkatan. “Tentang kurikulum kita tidak persoalkan. Tapi, guru perlu waktu untuk memunculkan kesiapan itu. Dari kekeliruan dalam mengajar, muncul motivasi yang akan mendorong guru untuk benar-benar bangkit, tumbuh, dan berkembang,” katanya. (Ratih Anbarini)

sumber : http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/3044

Kemdikbud Tidak Tetapkan Jumlah Hari Belajar di Sekolah

Jakarta, Kemdikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tidak menetapkan jumlah hari dalam proses pembelajaran di sekolah. Pengimplementasian jumlah hari dalam proses pembelajaran di sekolah sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah daerah disesuaikan dengan penambahan jumlah jam belajar yang telah ditetapkan oleh Kemdikbud 4-6 jam per minggu.

Hal tersebut di sampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, saat kunjungannya ke kantor Redaksi Koran Sindo, di Jakarta, Rabu (20/08/2014). “Penetapan jumlah hari baik 5 ataupun 6 hari dalam belajar di sekolah semuanya diserahkan kepada kebijakan pemerintah daerah,” jelas Mendikbud.

Mendikbud mengatakan, untuk meningkatkan nilai keagamaan, budi pekerti, Pendidikan kewarganegaraan, pada mata pelajaran tersebut ditambahkan 1 jam per minggu. Hal sama juga pada pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang SD ditambahkan 2 - 4 jam per minggu, serta SMP, SMA dan SMK ditambahkan 2 jam per minggu.

“Semua guru mata pelajaran memiliki kewajiban terhadap kemampuan berbahasa Indonesia siswanya melalui kebahasaan pada masing-masing mata pelajaran,” tegas Mendikbud. (Seno Hartono)

sumber : http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/3043

Keberhasilan Kurikulum 2013

Sedikitnya ada dua faktor besar dalam ke­ berhasilan kurikulum 2013. Pertama, penen­tu, yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependi­dik­an (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari tiga unsur; (i) ketersediaan buku sebagai ba­han ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pem­bentuk kurikulum; (ii) penguatan peran pemerintah da­am pembinaan dan penga­wasan; dan (iii) penguatan ma­naj­emen dan budaya sekolah.
iklan5-skema2
iklan5-skema1
Berkait dengan faktor perta­ma, Kemdikbud sudah mende­sain­­ strategi penyiapan guru se­­bagaimana digambarkan pa­da skema penyiapan guru yang me­ibatkan tim pengembang kurikulum di tingkat pusat; instruktur diklat terdiri atas unsur dinas pendidikan, dosen, widya­swara, guru inti, pengawas, ke­­pala sekolah; guru uta­ma me­iputi guru inti, penga­was, dan kepala sekolah; dan guru mereka terdiri atas guru kelas, guru mata pelajaran SD, SMP, SMA, SMK.
Pada diri guru, sedikitnya ada empat aspek yang harus di­beri perhatian khusus dalam rencana implementasi dan ke­terlaksanaan kurikulum 2013, yaitu kompetensi pedagogi; kompetensi akademik (keilmuan); kompetensi sosial; dan kompetensi manajerial atau kepemimpinan. Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum, diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemung­kinan terjadinya perubahan.
Kesiapan guru lebih penting­ daripada pengembangan kuri­kulum 2013. Kenapa guru menjadi penting? Karena dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar,­ dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah mene­rima materi pembelajaran.
iklan5-gbr1
Melalui empat tujuan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Disinilah guru berperan be­sar di dalam mengimplementa­sikan tiap proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cer­das tapi juga adaptip terhadap perubahan.

sumber : http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-5

Struktur Kurikulum 2013

Dalam teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum --termasuk pembelajaran-- dan penilaian pembelajaran dan kurikulum.
Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting. Karena begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada apa yang ingin dicapai dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran.
iklan4-gbr1
iklan4-tabel1
iklan4-tabel2
Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik ini menjadi penting. Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur kurikulum SD, minimal ada sebelas item. Sementara dalam rancangan struktur kurikulum SD ada tiga alternatif yang di mesti kita berikan masukan.

iklan4-tbl2
Di jenjang SMP usulan rancangan struktur kurikulum diperlihatkan pada tabel 2. Bagaimana dengan jenjang SMA/SMK? Bisa diturunkan dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditentukan, dan juga perlu diberikan masukan.
Tiga Persiapan untuk Implementasi Kurikulum 2013
ADA pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji publik kurikulum 2013? Persiapan apa yang dilakukan Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah sedemikian mendesaknya, sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang, kurikulum itu sudah harus diterapkan. Menjawab kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda Kementerian untuk implementasi kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan buku pegangan dan buku murid. Ini penting, jika kurikulum mengalami perbaikan, sementara bukunya tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya sebagai “macan kertas”.
Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah.
Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga sekarang.






sumber : http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-4