Jakarta, Kemdikbud – Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang baik. Namun dalam perjalanannya harus disertai dengan pelayanan yang baik kepada guru. Jika pelayanan kepada guru dapat dipenuhi, ini adalah langkah produktif.
Demikian disampaikan Ketua PGRI Bengkulu, Sudarwan Damin, di Jakarta, Rabu (20/8/2014) dalam acara Diskusi Kurikulum 2013 bersama beberapa LSM dibidang pendidikan dan kebudayaan.
Salah satu penulis buku termatik terpadu pada Kurikulum 2013 ini mengatakan, perlunya guru diberi waktu untuk melakukan penyesuaian diri mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Kurikulum 2013.
“Ibarat menyetir mobil, usai mengikuti pelatihan, seseorang mungkin menemui kendala, seperti menyenggol. Karena itu jika sampai saat ini masih ada sekolah yang terseok-seok dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013, itu adalah hal wajar, karena guru perlu beradaptasi dengan pola pikir yang baru menggunakan model pembelajaran Kurikulum 2013,” katanya.
Dikatakannya, masyarakat kita terkadang terlalu menuntut lebih. Bermimpi setelah pelatihan yang hanya berlangsung beberapa hari, kemudian langsung hebat dalam mengajar. Biarkan saja dulu mereka menerapkan Kurikulum 2013 di kelas. “Ketika dia memulai, akan sangat mungkin guru menemui masalah, mungkin keliru, atau yang lainnya. Makanya ada pendampingan dan klinik konsultasi guru,” tutur Sudarwan.
Ia menambahkan, ketika seseorang mengubah diri dari tataran satu ke tataran yang lain, diperlukan proses transisi. Menurutnya, kebijakan reformasi biasanya diikuti dengan penurunan prestasi. Namun, jika kebijakan itu benar, tentu akan mengalami peningkatan. “Tentang kurikulum kita tidak persoalkan. Tapi, guru perlu waktu untuk memunculkan kesiapan itu. Dari kekeliruan dalam mengajar, muncul motivasi yang akan mendorong guru untuk benar-benar bangkit, tumbuh, dan berkembang,” katanya. (Ratih Anbarini)
sumber : http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/3044
0 komentar:
Posting Komentar